Sunday, 25 January 2009

Proyek "Video/Tele Conference" di Kota Pekalongan

Proyek yang menghabiskan dana besar yang digunakan untuk pembelian komputer, alat-alat pendukung wifi, menara wifi, pelatihan dan lain sebagaimana sepertinya sia-sia. Memeang saat peluncuran/launching "wah" semua orang dibuat sibuk oleh proyek tersebut.
Padahal menurut saya teknologi yang digunakan untuk"tele/video conference" adalah teknologi lama. Saya senditi sudah mulai menggunakan sejak tahun 2000 untuk ngobrol sambil bertatap muka dengan teman-teman di luar negeri. Tapi di kota pekalongan baru diterapkan pada tahun 2008 dan membutuhkan anggaran yang sangat besar sampai dengan ratusan juta.
Saya sendiri saat dinas di Kantor Data Elektronik pada tahun 2005-2006 sudah memberikan masukan tentang penerapan komunikasi lewat internet, tapi tidak disetujui oleh atasan saya.
Saya yang mengetahui proyek-proyek teknologi informatika sejak Kantor Data Elektronik berdiri turut prihatin karena banyak sekali uang terhambur disini.

Misal proyek:
Pembuatan Data Base Penggajian PNS yang sebenarnya program sederhana yang berbasis DOS dan seingat saya membeli dair Kantor DE Kota Tegal tapi harganya sampai belasan juta .

Pengadaan server yang berlebihan dan waktu itu pemborongnya adalah orang dalam sendiri.Harga yang melampau kewajaran menurut saya yang mengerti harga server tersebut.

Proyek konsultasi yang sia-sia (mubazir) yang menghabiskan dana puluhan juta yang akhirnya tidak digunakan. Buku hasil dari konsultan sampai saat ini saya tetap simpan sebagai kenangan-kenangan penghamburan uang rakyat.

Pembuatan jaringan wifi yang pertama kali juaga sia-sia (penghamburan rakyat) , ratusan juta melayang. karena setelah penggantian kepala kantor di mulai dari nol lagi tidak melanjutkan proyek tersebut.

Pembuatan situs yang selalu berulang-ulang maksudnya mengulangi dari nol lagi. Tidak melanjutkan pembangunan situs sebelumnya. Kita umpamakan membangun rumah yang tidak direncanakan dari semula. setelah rumah itu jadi terus pemilik rumah itu tidak menyukai lalu dia merobohkan kembali, membangun dari awal. itulah perumpamaan pembuatan situs di kantor data elektronik.ujung-unjungnya pemborosan uang rakyat dan keuntungan besar untuk mengerjakan proyek tersebut.

Saya menulis ini untuk bahan intropeksi dan kemajuan kantor data elektronik kota pekalongan dimasa depan. dan untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan uang rakyat.

2 comments:

Anonymous said...

Salut atas tulisanmu ini yang mengungkap penyimpangan proyek TI.

Salam kenal dari wong Doro, Pekalongan yang ada di Malang.

Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, itulah pemerintahan kita.