Wednesday 18 February 2009

Ribuan pasien Ponari yang mayoritas orang terpinggirkan/marginal

Ribuan pasien Ponari yang mayoritas orang terpinggirkan/marginal

Melihat dan mendengar ribuan pasien yang antri ingin berobat kepada Ponari, menunjukan bahwa Sistem kesehatan Negara kita belum banyak membantu kaum terpinggirkan/marginal/miskin.
Andai saya orang miskin, membayangkan akan berobat di rumah sakit pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Walaupun masyarakat miskin dapat meminta Surat Keterangan Miskin ke kantor kecamatan dengan dasar surat dari RT/RW dan Kelurahan.
Hal ini juga yang kadangkala membuat orang-orang terpinggirkan enggan mengurus surat-surat ini.
Apalagi bagi orang tidak mempunyai tempat tinggal yang jelas akan lebih sulit lagi untuk mendapatkan surat-surat tersebut.

Pelayanan di rumah sakit pada umumnya juga kurang menyenangkan bagi kaum terpinggirkan.

Ponari muncul bagaikan dewa penyelamat bagi kaum marginal. Berobat ke Ponari tidak perlu prosedur yang rumit dan tidak ada biaya.

Kalo kita melihat anggaran pemerintah daerah 50% lebih untuk biaya operasional pemerintah. Ini terjadi hampir seluruh pemda se-Indonesia. Malah banyak yang sampai 75%. Sisa APBD yang sedikit itu yang dikembalikan ke masyarakt sebagai anggaran pembangunan, termasuk bidang kesehatan.
Kalo diandaikan perusahaan operational cost yang mencapai 50% menandakan perusahaan tersebut tidak baik dan kemungkinan bangkrup lebih besar.

0 comments: