Dua Nelayan Tewas Tenggelam
KAJEN - Dua nelayan, masing-masing yakni Dasto (40), warga Dukuh Jambean RT 13 RW 7 Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto dan Ristiyono (37), warga Jambean RT 14 RW 6, Senin (29/6) ditemukan tewas terapung sekitar 60 meter dari muara TPI Jambean, Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Korban diduga tewas setelah tenggelam beberapa jam sebelumnya.
Kejadian kali pertama diketahui oleh Wasari (40) nelayan, warga Dukuh Jambean RT 14 RW 6 dan Tarehan (50), nelayan, warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto. Saksi saat itu baru berangkat dari muara TPI hendak melaut menggunakan kapal sopek. Saksi curiga ketika menemukan kapal sopek dengan kondisi mesin yang masih hidup, namun tidak ada anak buah kapal (ABK) yang menumpang kapal.
Mesin Tenggelam Saksi Wasari kemudian memeriksa kapal dan terkejut menemukan seorang ABK yang ternyata adalah Dasto, terapung di laut Wonokerto. Saksi mencurigai adanya satu mesin kapal yang hilang, karena kapal sopek biasanya memiliki dua mesin. Temuan mayat Dasto diketahui oleh nelayan-nelayan lain yang sedang berada di TPI Jambean. Kejadian dilaporkan pada Pos Polisi Wonokerto. Aparat Polsek Wonokerto, Buser dan Tim Identifikasi Polres Pekalongan, Sat Reskrim dan Sat Samapta langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan bersama warga melakukan pencarian korban lainnnya, yakni Ristiyono (37).
Ristiyono ditemukan tak jauh dari lokasi ditemukannya Dasto. Mesin kapal ditemukan tenggelam di bawah kapal yang ditumpangi Ristiyono dan Dasto. Menurut sejumlah nelayan di TPI Jambean, Dasto dan Ristiyono pulang dari melaut sekitar pukul 05.00, namun tak segera sampai di muara, hingga keduanya ditemukan sudah dalam kondisi tewas setelah tenggelam.
Kapolres Pekalongan AKBP Wahyu Widada melalui Kapolsek Wiradesa AKP Mashudi mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, kejadian bermula ketika tali mesin lepas dan mesin terjatuh ke laut. Korban Dasto hendak menyelamatkan mesin tak sampai tenggelam, namun, diduga karena tidak bisa berenang, Dasto tenggelam. Ristiyono berusaha menolong, namun justru ikut tenggelam.
”Korban sudah berhasil dievakuasi dan sudah kami serahkan pada keluarga masing-masing setelah dokter Puskesmas Wonokerto menyatakan kejadian murni kecelakaan. Tim medis tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan,” tutur Mashudi.
Jenazah ke dua korban dimakamkan di pemakaman setempat sore kemarin. Keluarga korban histeris menyusul musibah yang menimpa anggota keluarga mereka itu. (H26-47)
Kejadian kali pertama diketahui oleh Wasari (40) nelayan, warga Dukuh Jambean RT 14 RW 6 dan Tarehan (50), nelayan, warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto. Saksi saat itu baru berangkat dari muara TPI hendak melaut menggunakan kapal sopek. Saksi curiga ketika menemukan kapal sopek dengan kondisi mesin yang masih hidup, namun tidak ada anak buah kapal (ABK) yang menumpang kapal.
Mesin Tenggelam Saksi Wasari kemudian memeriksa kapal dan terkejut menemukan seorang ABK yang ternyata adalah Dasto, terapung di laut Wonokerto. Saksi mencurigai adanya satu mesin kapal yang hilang, karena kapal sopek biasanya memiliki dua mesin. Temuan mayat Dasto diketahui oleh nelayan-nelayan lain yang sedang berada di TPI Jambean. Kejadian dilaporkan pada Pos Polisi Wonokerto. Aparat Polsek Wonokerto, Buser dan Tim Identifikasi Polres Pekalongan, Sat Reskrim dan Sat Samapta langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan bersama warga melakukan pencarian korban lainnnya, yakni Ristiyono (37).
Ristiyono ditemukan tak jauh dari lokasi ditemukannya Dasto. Mesin kapal ditemukan tenggelam di bawah kapal yang ditumpangi Ristiyono dan Dasto. Menurut sejumlah nelayan di TPI Jambean, Dasto dan Ristiyono pulang dari melaut sekitar pukul 05.00, namun tak segera sampai di muara, hingga keduanya ditemukan sudah dalam kondisi tewas setelah tenggelam.
Kapolres Pekalongan AKBP Wahyu Widada melalui Kapolsek Wiradesa AKP Mashudi mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, kejadian bermula ketika tali mesin lepas dan mesin terjatuh ke laut. Korban Dasto hendak menyelamatkan mesin tak sampai tenggelam, namun, diduga karena tidak bisa berenang, Dasto tenggelam. Ristiyono berusaha menolong, namun justru ikut tenggelam.
”Korban sudah berhasil dievakuasi dan sudah kami serahkan pada keluarga masing-masing setelah dokter Puskesmas Wonokerto menyatakan kejadian murni kecelakaan. Tim medis tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan,” tutur Mashudi.
Jenazah ke dua korban dimakamkan di pemakaman setempat sore kemarin. Keluarga korban histeris menyusul musibah yang menimpa anggota keluarga mereka itu. (H26-47)
0 comments:
Post a Comment