Alokasi Anggaran Pendidikan 37%
PEKALONGAN- Siswa tidak mampu yang memiliki prestasi tetap diberi kesempatan bersekolah di Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).
Bahkan Kalau perlu, siswa yang orang tuanya berekonomi tidak mampu tersebut digratiskan dari semua pembiayaan. Hal tersebut dikatakan Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad saat memberikan pengarahan dalam kegiatan dialog Rabu Pagi yang diselenggarakan Humas Pemkot Pekalongan.
Guna memberikan kesempatan kepada siswa tak mampu menempuh pendidikannya di RSBI, Pemkot akan menambah anggaran pendidikannya. Tahun ini, anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan sekitar 36 - 37 persen. ’’Ke depan, jumlah ini akan kami tingkatkan lagi menjadi 41 persen,’’ tegasnya.
Wali Kota juga berharap, masyarakat diminta ikut membantu menutup kekurangan anggaran pendidikan. Apalagi di RSBI nantinya pihak sekolah diperbolehkan menarik dana dari wali murid. Namun demikian, pengelolaan RSBI jangan menyamaratakan pungutan karena kondisi ekonomi masing-masing siswa tidak sama.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Abdul Jalil menjelaskan, RSBI hanya memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak mampu, dengan catatan memiliki prestasi bagus.
Sedangkan siswa yang diterima di sekolah itu hanya sekitar 10 persen dari siswa yang diterima. Ketentuan tersebut sesuai aturan dari pusat, yakni jumlah siswa dari kalangan tidak mampu maksimal hanya 10 persen. ’’Pada intinya, RSBI tidak boleh menolak siswa tidak mampu yang berprestasi atau pintar,’’ tandasnya.
Tetap Terjangkau Jalil menjelaskan, meskipun operasional sekolah tersebut membutuhkan biaya besar, dimungkinkan tetap terjangkau oleh masyarakat. Sebab secara pembiayaan, RSBI harus selalu berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan.
Selain itu, pembiayaan operasional sekolah diperoleh dari bantuan pemerintah pusat sebesar 50 persen, Pemerintah Provinsi Jateng sebesar 30 persen, dan Pemerintah Kota Pekalongan sebesar 20 persen
Ditambahkan, saat ini ada lima sekolah di Kota Pekalongan yang mempunyai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Sekolah tersebut yaitu SD Negeri Klego 1, SMP Negeri 2, SMA Negeri 1, SMK Negeri 3, dan SMK Negeri Muhammadiyah. (H4-47)
Bahkan Kalau perlu, siswa yang orang tuanya berekonomi tidak mampu tersebut digratiskan dari semua pembiayaan. Hal tersebut dikatakan Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad saat memberikan pengarahan dalam kegiatan dialog Rabu Pagi yang diselenggarakan Humas Pemkot Pekalongan.
Guna memberikan kesempatan kepada siswa tak mampu menempuh pendidikannya di RSBI, Pemkot akan menambah anggaran pendidikannya. Tahun ini, anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan sekitar 36 - 37 persen. ’’Ke depan, jumlah ini akan kami tingkatkan lagi menjadi 41 persen,’’ tegasnya.
Wali Kota juga berharap, masyarakat diminta ikut membantu menutup kekurangan anggaran pendidikan. Apalagi di RSBI nantinya pihak sekolah diperbolehkan menarik dana dari wali murid. Namun demikian, pengelolaan RSBI jangan menyamaratakan pungutan karena kondisi ekonomi masing-masing siswa tidak sama.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Abdul Jalil menjelaskan, RSBI hanya memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak mampu, dengan catatan memiliki prestasi bagus.
Sedangkan siswa yang diterima di sekolah itu hanya sekitar 10 persen dari siswa yang diterima. Ketentuan tersebut sesuai aturan dari pusat, yakni jumlah siswa dari kalangan tidak mampu maksimal hanya 10 persen. ’’Pada intinya, RSBI tidak boleh menolak siswa tidak mampu yang berprestasi atau pintar,’’ tandasnya.
Tetap Terjangkau Jalil menjelaskan, meskipun operasional sekolah tersebut membutuhkan biaya besar, dimungkinkan tetap terjangkau oleh masyarakat. Sebab secara pembiayaan, RSBI harus selalu berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan.
Selain itu, pembiayaan operasional sekolah diperoleh dari bantuan pemerintah pusat sebesar 50 persen, Pemerintah Provinsi Jateng sebesar 30 persen, dan Pemerintah Kota Pekalongan sebesar 20 persen
Ditambahkan, saat ini ada lima sekolah di Kota Pekalongan yang mempunyai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Sekolah tersebut yaitu SD Negeri Klego 1, SMP Negeri 2, SMA Negeri 1, SMK Negeri 3, dan SMK Negeri Muhammadiyah. (H4-47)
1 comments:
RSBI bisa jadi mencetak sdm yang melayani investor asing. alasan klasik, indonesia butuh banyak lapangan kerja. ingat, sebagian besar kasus pendidikan bidang teknologi di indonesia hanya mencetak kader tukang / kuli berdasi. bosnya, ya para sindikasi konglomerasi investasi asing. jangan ragu meneliti: berapa jumlah peredaran mata uang asing di indonesia dan apa akibatnya bagi penguasaan sdm dan sda kita?
Post a Comment