Pemkot Akan Datangkan Alat Khusus
PEKALONGAN - Wakil Wali Kota Pekalongan H Abu Almafachir mengatakan, penanganan sampah di wilayah kerjanya masih membutuhkan perhatian penuh. Pasalnya, banyak sekali masyarakat atau warga yang membuang sampah di sembarang tempat. Mereka belum sadar kalau perbuatan seperti itu bisa menimbulkan penyakit dan menyebabkan banjir.
’’Perlu perubahan perilaku secara bertahap untuk penanganan limbah atau sampah rumah tangga,’’ kata dia.
Lebih lanjut dikatakan, selama ini Kota Pekalongan masih kesulitan dalam menangani limbah, khususnya di sungai. Hampir semua air sungai bisa dipastikan berwarna akibat limbah batik. Untuk mengatasi hal itu, sampai sekarang Pemkot belum bisa menanganinya.
Karena sulitnya mengatasi soal limbah sungai, pemkot kemudian berusaha memfokuskan penanganan limbah sampah rumah tangga. Menurut Wakil Wali Kota, untuk menangani masalah itu kemungkinan bisa dilakukan. Terbukti, warga di beberapa kelurahan sudah ada yang berhasil mengelola sampah rumah tangga.
Guna menyosialisasikan penanganan sampah, sekitar 30 warga dilatih soal pengolahan sampah. Kegiatan tersebut dilakukan di pengolahan sampah yang berlokasi di Kelurahan Sokorejo, Pekalongan Timur. Mereka dibina bagaimana caranya memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi barang berguna.
Dalam kegiatan tersebut diharapkan sampah yang dibuang masyarakat tidak sampai ke tempat pembuangan akhir. Dengan demikian, pengolahan sampah tersebut bisa mengurangi tumpukan sampah di TPA Pekalongan yang setiap hari selalu dipenuhi sampah masyarakat.
’’Untuk mendukung kegiatan tersebut, pertengahan bulan ini kami mendatangkan alat khusus untuk pengolahan sampah,’’ paparnya.
Dijelaskan, fungsi alat tersebut yakni bisa memilah antara sampah organik dan anorganik. Setelah terpisah, sampah organik kemudian diolah untuk dijadikan pupuk. Sedangkan sampah anorganik atau yang tidak bisa terurai, seperti plastik dan lain-lain nantinya dikumpulkan, lalu dijual ke pedagang rongsok.
’’Kalau tidak, sampah jenis itu diolah menjadi barang-barang berguna, seperti yang dilakukan di daerah Bantul,’’ tandasnya. (H4-47)
’’Perlu perubahan perilaku secara bertahap untuk penanganan limbah atau sampah rumah tangga,’’ kata dia.
Lebih lanjut dikatakan, selama ini Kota Pekalongan masih kesulitan dalam menangani limbah, khususnya di sungai. Hampir semua air sungai bisa dipastikan berwarna akibat limbah batik. Untuk mengatasi hal itu, sampai sekarang Pemkot belum bisa menanganinya.
Karena sulitnya mengatasi soal limbah sungai, pemkot kemudian berusaha memfokuskan penanganan limbah sampah rumah tangga. Menurut Wakil Wali Kota, untuk menangani masalah itu kemungkinan bisa dilakukan. Terbukti, warga di beberapa kelurahan sudah ada yang berhasil mengelola sampah rumah tangga.
Guna menyosialisasikan penanganan sampah, sekitar 30 warga dilatih soal pengolahan sampah. Kegiatan tersebut dilakukan di pengolahan sampah yang berlokasi di Kelurahan Sokorejo, Pekalongan Timur. Mereka dibina bagaimana caranya memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi barang berguna.
Dalam kegiatan tersebut diharapkan sampah yang dibuang masyarakat tidak sampai ke tempat pembuangan akhir. Dengan demikian, pengolahan sampah tersebut bisa mengurangi tumpukan sampah di TPA Pekalongan yang setiap hari selalu dipenuhi sampah masyarakat.
’’Untuk mendukung kegiatan tersebut, pertengahan bulan ini kami mendatangkan alat khusus untuk pengolahan sampah,’’ paparnya.
Dijelaskan, fungsi alat tersebut yakni bisa memilah antara sampah organik dan anorganik. Setelah terpisah, sampah organik kemudian diolah untuk dijadikan pupuk. Sedangkan sampah anorganik atau yang tidak bisa terurai, seperti plastik dan lain-lain nantinya dikumpulkan, lalu dijual ke pedagang rongsok.
’’Kalau tidak, sampah jenis itu diolah menjadi barang-barang berguna, seperti yang dilakukan di daerah Bantul,’’ tandasnya. (H4-47)
0 comments:
Post a Comment