Friday, 10 July 2009

Batik Motif SBY Muncul Kembali

PEKALONGAN - Tahun 2004, batik motif SBY dijual sejumlah pengusaha batik di Kota Pekalongan. Beberapa lama kemudian, batik yang sering dikenakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut sudah jarang terlihat. Tahun ini, batik motif tersebut muncul kembali dan diproduksi oleh pengusaha batik, salah satunya pemilik batik ’’ATB’’, Taufik Baraja.

Dia menjelaskan, begitu hasil perolehan suara capres SBY melesat tinggi, pesanan batik motif tersebut cukup banyak. Bahkan, pemesan barang produksi mencapai ratusan kodi. ’’Bukan hanya warga di Pulau Jawa yang memesan batik motif SBY, tapi dari luar Jawa juga banyak,’’ paparnya.

Ditambahkan, selama ini membuka usahanya di kompleks pertokoan di Tanah Abang, Jakarta. Ketika sedang menjual beragam jenis pakaian batik, ada salah satu pelanggan yang memesan dibuatkan batik motif SBY dalam jumlah besar. Selanjutnya, dia mengontak istrinya yang ada di Kota Pekalongan supaya memproduksi batik motif tersebut.
Rp 500.000/Kodi Bagaimana pakaian batik tersebut bisa disebut motif SBY? Taufik Baraja menjelaskan, sekitar tahun 2004 Presiden SBY sering mengenakan pakaian batik dengan motif yang sama, yakni terdapat garis-garis di bagian depan. Kemungkinan karena sering mengenakan batik tersebut, akhirnya sejumlah pengusaha batik menamakannya batik motif SBY.

’’Saat ini saya juga mengembangkan motif batik tersebut, yakni bukan hanya bergaris tapi juga dicampur dengan lukisan motif batik,’’ ujar dia sambil memperlihatkan pakaian batik motif seperti itu kepada Suara Merdeka, kemarin.

Lebih lanjut dijelaskan, setiap kodi atau 20 potong batik jenis itu dijual berkisar Rp 500.000 - Rp 800.000. Sedangkan setiap potongnya dijual dengan harga sekitar Rp 40.000 - Rp 70.000. Harga tersebut menurut Taufik Baraja tergantung dari bahan kain yang dibuat batik tersebut.

Dia berharap, dengan memproduksi batik tersebut capres SBY yang kemungkinan besar terpilih kembali menjadi Presiden RI akan lebih memperhatikan para pengusaha batik di Pekalongan. Dengan demikian, para pengusaha batik semakin terpacu dalam mengembangkan salah satu kebudayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia. (H4-17)

0 comments: