Saturday, 27 June 2009

DISERIUSI, PENGEMBANGAN BUDAYA PEKALONGAN

PEKALONGAN - Ragam kebudayaan di Kota Pekalongan diincar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) RI untuk dikembangkan, agar sektor pariwisata meningkat serta menjadi daerah kunjungan wisata.

Pernyataan demikian dikatakan ketua rombongan Depbudpar RI, Gatot Gautama, di sela-sela kegiatan pengkajian pariwisata dan kebudayaan Kota Pekalongan, Sabtu (13/6).




Dalam kesempatan dua hari di Kota Batik, pihak Depbudpar selain menyosialisasikan masalah kekayaan sejarah budaya peninggalan bawah air, juga mengunjungi beberapa lokasi dengan potensi pariwisata, di antaranya adalah sentra kerajinan batik dan pembuatan kapal tradisional.

Menurut Gatot, hal terpenting dalam dunia pariwisata adalah masalah kebudayaan, bukan hotel yang megah, pantai bagus dan lainnya.

”Kalau hotel megah dan pantai bagus, mungkin di daerah para wisatawan sudah ada. Yang belum ada itu kebudayaan, di masing-masing daerah dan negara, kebudayaannya berbeda-beda. Itu uniknya serta mampu menimbulkan minat orang berkunjung serta melihat,” katanya.
Pengembangan Kebudayaan

Dengan pengelolaan kebudayaan yang bagus, maka sektor pariwisata akan terdongkrak. Kemudian sisi lain pendukung, seperti hotel dan pantai dengan sendirinya akan mengikuti perkembangannya.

”Kalau kunjungan saja belum ada, maka income sulit dicari, kalau sudah ada income, maka pihak perhotelan dengan sendirinya akan memberikan layanan lebih. Termasuk pantai juga akan terpikirkan untuk ditata.

Di Pekalongan, Batik sudah menjadi daya tarik orang berkunjung, tinggal memikirkan pengembangan kebudayaan lain,” tandas dia.

Melihat banyaknya potensi kebudayaan di Kota Pekalongan, Depbudpar mengaku serius membantu pengembangannya. Bahkan siap apabila dibutuhkan datang ke Kota Batik memberikan bantuan tenaga serta lainnya.

Terhadap respons baik Depbudpar tersebut, Kabid Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Kota Pekalongan Drs Doyo Budi Wibowo MM menjelaskan, pihaknya sekarang ini memang sedang serius menggali kebudayaan di wilayah kerjanya.

”Kami telah berhasil menggali kebudayaan-kebudayaan, seperti legenda cerita Babad Kali Banger, benda-benda cagar budaya dan akan menyusul lainnya. Hal ini membuat Depbudpar merespons baik kegiatan pariwisata dan berniat membantu secara total,” terang Doyo. (H52-47) (Suara Merdeka tanggal 15 Juni 2009)

0 comments: