Saturday, 27 June 2009

Sehari Sampah Terkumpul 150 M3

BATANG-Setiap harinya terkumpul sampah sekitar 150 meter kubik. Untuk menampung sampah itu Pemkab Batang telah memiliki areal tempat pembuangan akhir (TPA) di Randu Kuning.

Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (DCKTRK) Ir Mauladi Widodo melalui Kabid Kebersihan Chris Aprijanto SP menyatakan, untuk membersihkan sampah itu setiap harinya dikerahkan 15 armada. Baik truk maupun pikap yang keliling wilayah perkotaan.

‘’Kami melakukan pengambilan sampah untuk dibawa ke TPA Randu Kuning dua kali. Pagi sekitar pukul 10.00-11.00 dan sore hari mulai pukul 15.00,’’ujar dia.

Sebelum diangkut truk sampah-sampah itu diambil dengan gerobak oleh petugas yang masuk keluar perkampungan. Selanjutnya ditampung di tempat penampungan sementara (TPS) baru diangkut ke TPA.

Di tempat itu sudah banyak pemulung yang menunggu. Begitu ada mobil yang datang membuang sampah, mereka akan mengais sampah. Biasanya yang diambil kardus, plastik, tembaga, dan besi. Benda-benda itu akan dikumpulkan untuk selanjutnya dijual.

Sampah-sampah itu selanjutnya dimasukkan ke dalam sel (lubang).
Ada lima sel yang empat di antaranya kini sudah berbentuk gundukan. Masing-masing berusia satu tahun sampai empat tahun.

”Kami memiliki lahan yang khusus didesain untuk menampung sampah. Yaitu lahan yang dibuat dalam bentuk sel dengan luas panjang sekitar 200 meter dan lebar 30 meter dan kedalaman tiga meter. Sedangkan ketinggian gundukan mencapai lima meter.”

Chris menuturkan, pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning dengan pendekatan ramah lingkungan. Artinya, sampah yang dibuang itu dengan menggunakan teknik pipa gas.
Meminimalkan Bau Itu dilakukan untuk meminimalkan keluarnya bau menyengat. Adapun caranya, sampah yang dimasukkan ke dalam sel itu kemudian ditimbun dengan tanah.
Di beberapa tempat dipasangi pipa untuk keluarnya gas. ”Pipa inilah yang menyalurkan gas dari proses pembusukan sampah. Karena itu, tidak akan tercium bau menyengat.”

Dia menambahkan, sudah banyak yang mendatangi pengelolaan sampah di TPA Randu Kuning. Terutama terkait dengan teknik penutupan sel dengan dilengkapi pipa gas.

Karena tidak menimbulkan bau, sehingga suasana TPA Randu Kuning yang terletak di tengah-tengah kebun rakyat itu pengunjung tidak perlu menutupi hidungnya. Bahkan, di gundukan tumbuh tanaman gulma.

”Ini yang menandakan kalau tidak terjadi pencemaran bau. Lihat saja tanaman tumbuh subur. Bahkan, kami sering menemukan tanaman semangka yang sudah berbuah,” papar Chris.

Dia menambahkan sel-sel itu setiap lima tahun akan dibongkar.Satu sel kemudian akan diganti dengan timbunan sampah yang baru. Selanjutnya bongkaran sampah yang telah berubah menjadi kompos itu akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Biasanya digunakan untuk perabukan tanaman, maupun untuk penyubur aneka bunga. (ar-47)

0 comments: